Sabtu, 21 April 2012

Klasifikasi Boiler

Bab I
Pendahuluan

1.      Latar Belakang
Dalam era industrialisasi dewasa ini maka Pemerintah telah mengembangkan berbagi sektor industri yang dalam proses produksinya mempergunakan Boiler tekan untuk mengolah, menyimpan atau mentransportasikan bahan-bahan berbahaya yang dapat menimbulkan kecelakaan.
Di samping itu berkembang pula industri-industri yang bergerak dalam bidang fabrikasi bejana tekan. Industri dengan criteria ini termasuk golongan industri dengan tingkat resiko bahaya tinggi atau major hazard, begitu pula bejana tekan yang digunakan / dioperasikan dalam proses produksi tersebut merupakan peralatan atau jenis pesawat yang memiliki tingkat bahaya tinggi yang dapat menimbulkan bahaya kebakaran atau peledakan.
Berkaitan dengan hal tersebut, ada banyak tipe bejana tekan. Berbagai klasifikasi bejana tekan harus diketahui oleh pelaku industri agar mudah dalam identifikasi kebutuhan dalam penggunaan bejana tekan.


2.      Rumusan Masalah
Ø  Klasifikasi boiler dibedakan berdasarkan apa saja?
Ø  Bagaimanakah cara kerja boiler jenis silinder?


3.      Tujuan Pembahasan
Ø  Mengetahui klasifikasi dan jenis- jenis Boiler.
Ø  Mengetahui secara spesifik mengenai boiler jenis silider.
Ø  Mengetahui cara kerja boiler jenis silinder.


4.      Ruang Lingkup Pembahasan

Memberikan sebuah batasan-batasan pembahasan sehingga tidak meluas. Sehingga apa yang di bahas, menjadi lebih khusus dan terperinci. Ruang lingkup pembahasan dalam makalah ini adalah jenis boiler berdasarkan bahan bakarnya.


Bab II
Tinjauan Pustaka

  1. Keputusan Menakertranskop No.79/MEN/1979 tentang Direktur sebagai dimaksud dalam UU No. 1 tahun 1970.
  2. Peraturan Menakertrans No. PER-01/MEN/1982 tentang Bejana.



Bab III
Pembahasan

Boiler adalah sebuah bejana tertutup yang berfungsi untuk mengubah wujud suatu fluida dari cair menjadi gas. Perubahan wujud tersebut terjadi karena penambahan kalor. Kalor yang ditambahkan dapat diperoleh dengan cara pembakaran bahan bakar fosil maupun non fosil, reaksi inti atom, ataupun merupakan gas buang dari sisa ekspansi turbin gas.
Fungsi dari ketel pada umumnya untuk mengubah air menjadi uap, dimana uap ini diperoleh dengan memberikan sejumlah kalor terhadap air yang merupakan bahan bakarnya dengan perkataan lain merupakan pesawat konversi energi yang mengkonversikan energi listrik dari elemen pemanas menjadi energi panas (uap) yang selanjutnya dapat digunakan untuk kepentingan pada proses industri (dapat digunakan sebagai pembangkit listrik melalui turbin dan dapat dimanfaatkan untuk proses pengolahan pada suatu pabrik industri).
Energi kalor yang dibangkitkan dalam sistem boiler memiliki nilai tekanan, temperatur, dan laju aliran yang menentukan pemanfaatan steam yang akan digunakan. Berdasarkan ketiga hal tersebut sistem boiler mengenal keadaan tekanan-temperatur rendah (low pressure/LP), dan tekanan-temperatur tinggi (high pressure/HP), dengan perbedaan itu pemanfaatan steam yang keluar dari sistem boiler dimanfaatkan dalam suatu proses untuk memanasakan cairan dan menjalankan suatu mesin (commercial  and industrial boilers), atau membangkitkan energi listrik dengan merubah energi kalor menjadi energi mekanik kemudian memutar generator sehingga menghasilkan energi listrik (power boilers). Namun, ada juga yang menggabungkan kedua sistem boiler tersebut, yang memanfaatkan tekanan-temperatur tinggi untuk membangkitkan energi listrik, kemudian sisa steam dari turbin dengan keadaan tekanan-temperatur rendah dapat dimanfaatkan ke dalam proses industri dengan bantuan heat recovery boiler.
Sistem boiler terdiri dari sistem air umpan, sistem steam, dan sistem bahan bakar. Sistem air umpan menyediakan air untuk boiler secara otomatis sesuai dengan kebutuhan steam. Berbagai kran disediakan untuk keperluan perawatan dan perbaikan dari sistem air umpan, penanganan air umpan diperlukan sebagai bentuk pemeliharaan untuk mencegah terjadi kerusakan dari sistem steam. Sistem steam mengumpulkan dan mengontrol produksi steam dalam boiler. Steam dialirkan melalui sistem pemipaan ke titik pengguna. Pada keseluruhan sistem, tekanan steam diatur menggunakan kran dan dipantau dengan alat pemantau tekanan. Sistem bahan bakar adalah semua perlatan yang digunakan untuk menyediakan bahan bakar untuk menghasilkan panas yang dibutuhkan. Peralatan yang diperlukan pada sistem bahan bakar tergantung pada jenis bahan bakar yang digunakan pada sistem.

 Klasifikasi Boiler
Boiler pada dasarnya terdiri dari drum yang tertutup pada ujung pangkalnya dan dalam perkembanganya dilengkapi dengan pipa api maupun pipa air. Banyak orang mengklasifikasikan ketel uap tergantung kepada sudut pandang masing-masing.
Dalam hal ini ketel uap / boiler diklasifikasikan dalam kelas yaitu :
1. Berdasarkan fluida yang mengalir dalam pipa
2. Berdasarkan pemakaiannya
3. Berdasarkan letak dapur (Furnace position).
4. Menurut jumlah lorong (boiler tube)
5. Tergantung kepada poros tutup drum (shell)
6. Menurut bentuk dan letak pipa
7. Menurut sistem peredaran air ketel (water sirkulation)
8. Tergantung berdasarkan bahan bakarnya

Berikut ini akan dijelaskan lebih lanjut mengenai Boiler bila ditinjau berdasarkan bahan bakar yang digunakan untuk pembuatan uap, yang dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
a. Boiler dengan bahan bakar padat (solid fuel).
Contoh dari bahan bakar padat adalah bahan bakar kayu (wood), sekam padi (rice husk), serutan kayu (sawdust), batubara coklat (lignite), batubara bituminous (seperti aspal), batubara jenis antrasit (antrasite coal), bahan bakar arang kayu (wood charcoal), kokas (coke), briket (briquette), ampas (misal serabut kelapa sawit atau ampas tebu).
Tipe boiler bahan bakar padat memiliki karakteristik : harga bahan baku pembakaran relatif lebih murah dibandingkan dengan boiler yang menggunakan bahan bakar buatan dan listrik. Nilai effisiensi dari tipe ini lebih baik jika dibandingkan dengan boiler tipe elektrik/listrik.
Cara kerja : pemanasan yang terjadi akibat pembakaran antara percampuran bahan bakar padat (batu bara, baggase, rejected product, sampah kota, kayu) dengan oksigen dan sumber panas.
Gambar 1.1 Boiler Bahan Bakar Batubara

b. Boiler dengan bahan bakar cair (fuel oil).
Tipe boiler bahan bakar buatan memiliki karakteristik : harga bahan baku pembakaran paling mahal dibandingkan dengan semua tipe. Nilai efisiensi dari tipe ini lebih baik jika dibandingkan dengan boiler bahan bakar alami dan listrik. Contoh dari bahan bakar buatan adalah solar, residu, kerosin, dll.
Cara kerja : pemanasan yang terjadi akibat pembakaran antara percampuran bahan bakar buatan (solar, IDO, residu, kerosin) dengan oksigen dan sumber panas.

c. Boiler dengan dapur listrik
Boiler dengan dapur listrik yaitu ketel dengan menggunakan energi listrik dimana terdapat elemen pemanas sebagai pemanas air ketel.  Tipe Boiler ini memiliki karakteristik: harga bahan baku pemanasan relatif lebih murah dibandingkan dengan yang menggunakan bahan bakar cair. Nilai efisiensi dari tipe ini paling rendah jika dibandingkan dengan semua tipe boiler lainnya. Ada dua tipe boiler jenis ini, yakni Resistance dan Elektroda.
Tipe resistance ini umumnya adalah voltase rendah dan kapasitas rendah, dimana arus sebagai pembangkit panas mengalir melalui elemen (resistance), kawatnya bukan sebagai pembangkit panasnya.
Tipe elektroda adalah dimana arus yang mengalir melalui air (dalam air) dan tidak melalui suatu kawat, dimana air boiler merubah energi listrik menjadi energi panas.
Cara kerja: pemanasan yang terjadi akibat sumber listrik yang menyuplai sumber panas.
Gambar 1.2 Boiler Elektrik

d. Boiler dengan bahan bakar gas (Gaseous Fuel)
Tipe boiler bahan bakar gas memiliki karakteristik : harga bahan baku pembakaran paling murah dibandingkan dengan semua tipe boiler. Nilai effisiensi dari tipe ini lebih baik jika dibandingkan dengan semua tipe boiler berdasarkan bahan bakar.
Cara kerja : pembakaran yang terjadi akibat percampuran bahan bakar gas (LNG) dengan oksigen dan sumber panas.

Tabel 1.2. Keuntungan dan kerugian boiler berdasarkan bahan bakar.
No.
Tipe Boiler
Keuntungan
Kerugian
1
Solid Fuel
Bahan baku mudah didapatkan.
Sisa pembakaran sulit dibersihkan
Murah konstruksinya.
Sulit mendapatkan bahan baku yang baik.
2
Oil Fuel
Sisa pembakaran tidak banyak dan lebih mudah dibersihkan.
Harga bahan baku paling mahal.
Bahan bakunya mudah didapatkan.
Mahal konstruksinya.
3
Gaseous Fuel
Harga bahan bakar paling murah.
Mahal konstruksinya.
Paling baik nilai effisiensinya.
Sulit didapatkan bahan bakunya, harus ada jalur distribusi.
4
Electric
Paling mudah perawatannya.
Paling buruk nilai effisiensinya.
Mudah konstruksinya dan mudah didapatkan sumbernya.
Temperatur pembakaran paling rendah.



Bab IV
Penutup

Kesimpulan dari makalah ini adalah berdasarkan data-data yang telah dikumpulkan dan dianalisa, ada banyak tipe dan klasifikasi boiler. Masing- masing memiliki kelebihan dan kekurangan. Oleh karena itu dalam memilih atau membangun sebuah boiler harus benar-benar tahu spesifikasi yang diinginkan agar sesuai dengan aturan (standar) yang telah ditentukan dan sesuai dengan kebutuhan.

Saran makalah ini adalah semua boiler yang ada harus sesuai dengan standar yang ada. Agar tidak membahayakan dan juga aman bagi lingkungan. Perlunya mencari alternatif energi lain selain bahan yang berasal dari fosil, karena energi fosil sudah menipis ketersediaannya.