Bab I
Pendahuluan
1. Latar Belakang
Dalam era industrialisasi dewasa ini maka Pemerintah
telah mengembangkan berbagi sektor industri yang dalam proses produksinya
mempergunakan Boiler tekan untuk mengolah, menyimpan atau mentransportasikan
bahan-bahan berbahaya yang dapat menimbulkan kecelakaan.
Di samping itu berkembang pula industri-industri yang
bergerak dalam bidang fabrikasi bejana tekan. Industri dengan criteria ini
termasuk golongan industri dengan tingkat resiko bahaya tinggi atau major
hazard, begitu pula bejana tekan yang digunakan / dioperasikan dalam proses
produksi tersebut merupakan peralatan atau jenis pesawat yang memiliki tingkat
bahaya tinggi yang dapat menimbulkan bahaya kebakaran atau peledakan.
Berkaitan dengan hal tersebut, ada banyak tipe bejana
tekan. Berbagai klasifikasi bejana tekan harus diketahui oleh pelaku industri agar
mudah dalam identifikasi kebutuhan dalam penggunaan bejana tekan.
2.
Rumusan Masalah
Ø Klasifikasi boiler dibedakan berdasarkan
apa saja?
Ø Bagaimanakah cara kerja boiler jenis
silinder?
3.
Tujuan Pembahasan
Ø Mengetahui klasifikasi dan jenis- jenis
Boiler.
Ø Mengetahui secara spesifik mengenai boiler
jenis silider.
Ø Mengetahui cara kerja boiler jenis
silinder.
4.
Ruang Lingkup Pembahasan
Memberikan
sebuah batasan-batasan pembahasan sehingga tidak meluas. Sehingga apa yang di
bahas, menjadi lebih khusus dan terperinci. Ruang lingkup pembahasan dalam
makalah ini adalah jenis boiler berdasarkan bahan bakarnya.
Bab II
Tinjauan Pustaka
- Keputusan Menakertranskop No.79/MEN/1979 tentang Direktur sebagai dimaksud dalam UU No. 1 tahun 1970.
- Peraturan Menakertrans No. PER-01/MEN/1982 tentang Bejana.
Bab III
Pembahasan
Boiler adalah sebuah bejana tertutup yang berfungsi untuk mengubah wujud
suatu fluida dari cair menjadi gas. Perubahan wujud tersebut terjadi karena
penambahan kalor. Kalor yang ditambahkan dapat diperoleh dengan cara pembakaran
bahan bakar fosil maupun non fosil, reaksi inti atom, ataupun merupakan gas
buang dari sisa ekspansi turbin gas.
Fungsi dari ketel pada umumnya untuk mengubah air menjadi
uap, dimana uap ini diperoleh dengan memberikan sejumlah kalor terhadap air
yang merupakan bahan bakarnya dengan perkataan lain merupakan pesawat konversi
energi yang mengkonversikan energi listrik dari elemen pemanas menjadi energi
panas (uap) yang selanjutnya dapat digunakan untuk kepentingan pada proses
industri (dapat digunakan sebagai pembangkit listrik melalui turbin dan dapat
dimanfaatkan untuk proses pengolahan pada suatu pabrik industri).
Energi kalor yang dibangkitkan dalam sistem boiler
memiliki nilai tekanan, temperatur, dan laju aliran yang menentukan pemanfaatan
steam yang akan digunakan. Berdasarkan ketiga hal tersebut sistem boiler
mengenal keadaan tekanan-temperatur rendah (low pressure/LP), dan
tekanan-temperatur tinggi (high pressure/HP), dengan perbedaan itu pemanfaatan
steam yang keluar dari sistem boiler dimanfaatkan dalam suatu proses untuk
memanasakan cairan dan menjalankan suatu mesin (commercial and industrial boilers), atau membangkitkan
energi listrik dengan merubah energi kalor menjadi energi mekanik kemudian
memutar generator sehingga menghasilkan energi listrik (power boilers). Namun,
ada juga yang menggabungkan kedua sistem boiler tersebut, yang memanfaatkan
tekanan-temperatur tinggi untuk membangkitkan energi listrik, kemudian sisa
steam dari turbin dengan keadaan tekanan-temperatur rendah dapat dimanfaatkan
ke dalam proses industri dengan bantuan heat recovery boiler.
Sistem boiler terdiri dari sistem air umpan, sistem
steam, dan sistem bahan bakar. Sistem air umpan menyediakan air untuk boiler
secara otomatis sesuai dengan kebutuhan steam. Berbagai kran disediakan untuk
keperluan perawatan dan perbaikan dari sistem air umpan, penanganan air umpan diperlukan
sebagai bentuk pemeliharaan untuk mencegah terjadi kerusakan dari sistem steam.
Sistem steam mengumpulkan dan mengontrol produksi steam dalam boiler. Steam
dialirkan melalui sistem pemipaan ke titik pengguna. Pada keseluruhan sistem,
tekanan steam diatur menggunakan kran dan dipantau dengan alat pemantau
tekanan. Sistem bahan bakar adalah semua perlatan yang digunakan untuk
menyediakan bahan bakar untuk menghasilkan panas yang dibutuhkan. Peralatan
yang diperlukan pada sistem bahan bakar tergantung pada jenis bahan bakar yang
digunakan pada sistem.
Klasifikasi Boiler
Boiler pada dasarnya terdiri
dari drum yang tertutup pada ujung pangkalnya dan dalam perkembanganya
dilengkapi dengan pipa api maupun pipa air. Banyak orang mengklasifikasikan
ketel uap tergantung kepada sudut pandang masing-masing.
Dalam hal ini
ketel uap / boiler diklasifikasikan dalam kelas yaitu :
1. Berdasarkan fluida yang mengalir dalam pipa
2. Berdasarkan pemakaiannya
3. Berdasarkan
letak dapur (Furnace position).
4. Menurut jumlah lorong (boiler tube)
5. Tergantung
kepada poros tutup drum (shell)
6. Menurut bentuk
dan letak pipa
7. Menurut sistem peredaran air ketel (water sirkulation)
8. Tergantung berdasarkan
bahan bakarnya
Berikut
ini akan dijelaskan lebih lanjut mengenai Boiler bila ditinjau berdasarkan
bahan bakar yang digunakan untuk pembuatan uap, yang dapat diklasifikasikan
sebagai berikut:
a. Boiler dengan
bahan bakar padat (solid fuel).
Contoh dari bahan bakar padat adalah bahan bakar kayu (wood),
sekam padi (rice husk), serutan kayu (sawdust), batubara coklat (lignite),
batubara bituminous (seperti aspal), batubara jenis antrasit (antrasite coal),
bahan bakar arang kayu (wood charcoal), kokas (coke), briket (briquette),
ampas (misal serabut kelapa sawit atau ampas tebu).
Tipe boiler bahan bakar padat memiliki karakteristik : harga
bahan baku pembakaran relatif lebih murah dibandingkan dengan boiler yang
menggunakan bahan bakar buatan dan listrik. Nilai effisiensi dari tipe ini
lebih baik jika dibandingkan dengan boiler tipe elektrik/listrik.
Cara kerja : pemanasan yang terjadi akibat pembakaran antara
percampuran bahan bakar padat (batu bara, baggase, rejected product, sampah
kota, kayu) dengan oksigen dan sumber panas.
Gambar 1.1 Boiler Bahan Bakar Batubara
b. Boiler dengan
bahan bakar cair (fuel oil).
Tipe boiler bahan bakar buatan memiliki karakteristik : harga
bahan baku pembakaran paling mahal dibandingkan dengan semua tipe. Nilai
efisiensi dari tipe ini lebih baik jika dibandingkan dengan boiler bahan bakar
alami dan listrik. Contoh dari bahan bakar buatan adalah solar, residu,
kerosin, dll.
Cara kerja : pemanasan yang terjadi akibat pembakaran antara
percampuran bahan bakar buatan (solar, IDO, residu, kerosin) dengan oksigen dan
sumber panas.
c. Boiler dengan
dapur listrik
Boiler dengan dapur listrik yaitu ketel dengan menggunakan
energi listrik dimana terdapat elemen pemanas sebagai pemanas air ketel. Tipe Boiler ini memiliki karakteristik: harga
bahan baku pemanasan relatif lebih murah dibandingkan dengan yang menggunakan
bahan bakar cair. Nilai efisiensi dari tipe ini paling rendah jika dibandingkan
dengan semua tipe boiler lainnya. Ada dua tipe boiler jenis ini, yakni
Resistance dan Elektroda.
Tipe resistance ini umumnya adalah voltase rendah dan kapasitas
rendah, dimana arus sebagai pembangkit panas mengalir melalui elemen
(resistance), kawatnya bukan sebagai pembangkit panasnya.
Tipe elektroda adalah dimana arus yang mengalir melalui air
(dalam air) dan tidak melalui suatu kawat, dimana air boiler merubah energi
listrik menjadi energi panas.
Cara kerja: pemanasan yang terjadi akibat sumber listrik yang
menyuplai sumber panas.
Gambar 1.2 Boiler Elektrik
d. Boiler dengan
bahan bakar gas (Gaseous Fuel)
Tipe boiler bahan bakar gas memiliki karakteristik : harga
bahan baku pembakaran paling murah dibandingkan dengan semua tipe boiler. Nilai
effisiensi dari tipe ini lebih baik jika dibandingkan dengan semua tipe boiler
berdasarkan bahan bakar.
Cara kerja : pembakaran yang terjadi akibat percampuran bahan
bakar gas (LNG) dengan oksigen dan sumber panas.
Tabel 1.2. Keuntungan dan kerugian boiler berdasarkan bahan bakar.
No.
|
Tipe Boiler
|
Keuntungan
|
Kerugian
|
1
|
Solid Fuel
|
Bahan baku
mudah didapatkan.
|
Sisa
pembakaran sulit dibersihkan
|
Murah
konstruksinya.
|
Sulit
mendapatkan bahan baku yang baik.
|
||
2
|
Oil Fuel
|
Sisa
pembakaran tidak banyak dan lebih mudah dibersihkan.
|
Harga bahan
baku paling mahal.
|
Bahan bakunya
mudah didapatkan.
|
Mahal
konstruksinya.
|
||
3
|
Gaseous
Fuel
|
Harga bahan
bakar paling murah.
|
Mahal konstruksinya.
|
Paling baik
nilai effisiensinya.
|
Sulit
didapatkan bahan bakunya, harus ada jalur distribusi.
|
||
4
|
Electric
|
Paling mudah
perawatannya.
|
Paling buruk
nilai effisiensinya.
|
Mudah
konstruksinya dan mudah didapatkan sumbernya.
|
Temperatur
pembakaran paling rendah.
|
Bab IV
Penutup
Kesimpulan dari makalah ini
adalah berdasarkan data-data yang telah dikumpulkan dan dianalisa, ada banyak
tipe dan klasifikasi boiler. Masing- masing memiliki kelebihan dan kekurangan.
Oleh karena itu dalam memilih atau membangun sebuah boiler harus benar-benar
tahu spesifikasi yang diinginkan agar sesuai dengan aturan (standar) yang telah
ditentukan dan sesuai dengan kebutuhan.
Saran makalah ini adalah semua
boiler yang ada harus sesuai dengan standar yang ada. Agar tidak membahayakan
dan juga aman bagi lingkungan. Perlunya mencari alternatif energi lain selain
bahan yang berasal dari fosil, karena energi fosil sudah menipis
ketersediaannya.